Minggu, 18 April 2010

remaja" cinta " tempat mesum?????

Mencermati Remaja yang Asyik Berpacaran di Alun-Alun Sidoarjo


Dari Meraba-raba sampai Buka-bukaan

Julukan Kota Santri yang disematkan kepada Sidoarjo tidak mampu menutupi sisi abu-abunya. Pemandangan terbatas itu malah bisa dinikmati secara gratis di tempat-tempat terbuka. Berbagai fasilitas umum justru dijadikan tempat mesum.

---

PEMANDANGAN mesum bukan hal sulit didapat di Sidoarjo. Singgah saja sejenak menjelang siang di beberapa tempat umum, Anda akan mendapat suguhan gratis yang merisikan pandangan mata. Tidak perlu malam-malam keluyuran. Siang pun pemandangan itu bebas dilihat.

Fenomena mesum di tempat umum bukan barang baru di Kota Bandeng itu. Hampir di sebagian besar sudut tempat umum di Sidoarjo dijadikan tempat bermesraan oleh para remaja.

Salah satunya, di lingkungan alun-alun di pusat kota. Di lahan yang menjadi pusat pemerintahan itu, muda-mudi melepaskan hasratnya. Mulai hanya berduaan, berangkulan mesra, meraba-raba, sampai berciuman. Perbuatan itu dilakukan di tempat terbuka tanpa tedeng aling-aling.

Namanya saja alun-alun. Yang ada hamparan luas lahan kosong, air mancur, taman, dan pendopo yang hanya beratap tanpa sekat. Meski demikian, ruang terbuka hijau itu seolah menjadi tempat yang nyaman untuk melakukan perbuatan yang bersifat pribadi.

Berdasar pantauan Jawa Pos selama seminggu terakhir, perbuatan mesum itu dilakukan di sembarang tempat di lingkungan alun-alun. Sebut saja di bangunan beratap di utara. Pasangan remaja lebih suka memarkir sepeda mereka di areal dalam. Mungkin itu dirasa lebih aman.

Biar lebih leluasa dan seolah tidak ada yang melihat, pasangan memandang ke arah monumen di tengah alun-alun. Sembari duduk berdempetan, pasangan yang dimabuk cinta itu bercanda ria sambil cekikikan.

Jika mereka sudah duduk 15 menit, ulah mesum mulai muncul. Awalnya mereka berangkulan mesra sambil seolah berbicara serius. Sejurus kemudian, terkadang dua kepala itu berpagutan dalam waktu yang cukup lama. Saling meraba pun tidak terhindarkan, meski tidak sampai buka-bukaan.

Bukan hanya pendopo, lapangan parkir di sisi barat juga dijadikan tempat istimewa untuk bisa berbuat bebas. Meski terbuka lebar, me­reka berasa di dalam kamar. Cukup memarkir kendaraan di satu sisi dan duduk-duduk di salah satu sisinya. Lebih aman lagi, jika di sisi berlawanan ada mobil yang diparkir. Dijamin ruang tersebut jadi tempat privat.

Mereka bisa jadi gelap mata. Meski di sekitar tempat itu banyak pedagang kaki lima yang mangkal, mereka tidak peduli. Bahkan, terkadang mereka harus bertetangga dengan pasangan lain yang mengambil tempat tidak jauh dari singgasananya.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Alun-Alun Nawari tidak menyangkal fenomena tersebut. Menurut dia, perbuatan semacam itu paling sering dilakukan pukul 09.00 sampai 13.00. "Kebanyakan siswa-siswi sekolah," katanya.

Menurut dia, untuk mengaburkan status sebagai siswa, terkadang mereka melepas seragam dan menyimpannya di dalam tas. Hal itu mungkin dilakukan untuk menghilangkan anggapan bahwa mereka sedang membolos sekolah.

Meski demikian, dia menyatakan bahwa feno­mena tersebut tidak bisa digeneralisasi untuk semua wilayah alun-alun. "Tidak semua sisi alun-alun dijadikan tempat seperti itu," kilahnya.

Untuk mengatasi masalah tersebut, dia berencana membuat sistem keamanan yang ketat. Dengan begitu, alun-alun tidak lagi dijadikan tempat mesum. UPTD akan bekerja sama dengan polisi dan koramil yang akan memantau tempat itu.

Tempat lain yang tidak kalah digemari adalah GOR. Di lingkungan bangunan yang jadi pusat kegiatan olahraga itu memang lumayan njlimet. Banyak sisi-sisi yang memungkinkan dijadikan tempat untuk menyelinap dan berbuat mesum.

Lekukan gedung menjadi tempat yang cukup privat. Apalagi, bagian depan digunakan sebagai tempat parkir dan pelataran PKL. Karena itu, sisi tersebut tidak bisa terlihat dari sisi luar. Perbuatan apa yang dilakukan? Jawa Pos pernah memergoki satu pasangan yang baju atasan mereka sama-sama terbuka.

Hal serupa terjadi di sekitar gedung. Biasanya mereka memarkir tegak kendaraan. Dua sejoli duduk di atasnya sembari menghadap ke arah tembok. Dilihat dari belakang, Anda bisa langsung tahu apa yang mereka lakukan. Dua manusia menyatu seperti menjadi satu tubuh.

Kepala Dinas Pariwisata Pemkab Sidoarjo Bambang Winarko mengakui bahwa masalah itu seperti tidak ada habisnya. "Lha bagaimana gak terjadi Mas, wong tempatnya nylempit-nylempit," ujarnya kepada Jawa Pos.

Untuk mempersempit ruang gerak pacaran bebas, pemkab bakal memasang papan per­ingatan yang melarang perbuatan mesum. Larangan itu bakal disebar di banyak titik di lingkungan GOR. Cara tersebut diharapkan bisa menekan tindak asusila yang merebak. Meski, tak ada jaminan fenomena tersebut akan berkurang. (eko/c13/mik)


Kondom pun Berserakan di Taman


DI mana-mana, taman selalu menjadi tempat favorit untuk berpacaran. Selain bisa memanjakan mata dengan berbagai keindahan bunga, muda-mudi yang ingin kencan tidak perlu membayar mahal. Masuknya gratis. Tinggal membeli makanan ringan untuk teman kencan.

Sayang, saat ini beberapa taman tidak lagi dijadikan sebagai tempat yang semestinya. Pasangan muda yang bermain di taman tidak lagi hanya duduk-duduk, bercengkerama, dan menikmati keindahan. Melainkan, sudah lupa daratan. Tidak peduli siang ataupun malam, mereka asyik bermesraan.

Salah satu taman yang dijadikan tempat bermesraan muda-mudi Sidoarjo adalah Taman Pondok Jati. Taman yang terletak di dekat GOR Sidoarjo itu mulai ramai menjelang pukul 16.00. Satu per satu pasangan muda berdatangan dengan menggunakan sepeda motor. Awalnya, mereka duduk di tempat-tempat yang terletak di ujung taman. Tidak peduli banyak anak kecil yang lalu lalang, para remaja itu tetap berpelukan dan bergandengan tangan. Ketika anak-anak kecil yang bermain sudah pulang, ganti pasangan berpacaran itulah yang menggunakan ayunan dan mainan fasilitas taman lain.

Menjelang magrib, pasangan yang datang semakin banyak. Bahkan, bisa mencapai belasan atau puluhan jika malam Minggu. Taman yang pada siang sepi itu menjadi ramai dengan pasangan remaja yang sedang berpacaran. Ketika malam, muda-mudi tidak lagi hanya berpegangan tangan. Mereka merambah bahu dan punggung untuk saling berpelukan. Suasana lampu yang remang-remang dan tidak adanya satpam menjadi pendukung tersendiri. Bahkan, tak segan-segan mereka saling berciuman, meski di sebelahnya ada orang lain.

Suhartono, salah seorang penduduk setempat, menyatakan bahwa Taman Pondok Jati memang menjadi favorit tempat berpacaran. Apalagi, lokasinya cukup terpencil. Jika musim kemarau datang, danau yang tidak terawat di ujung taman malah bisa menjadi tempat asyik masyuk tersendiri. ''Pas kemarau, di dalam danau ini bisa penuh orang pacaran,'' ujarnya. Danau tersebut, lanjut Suhartono, menjadi tempat favorit. Sebab, jika duduk di dalam danau, mereka tidak terlihat dari jalan raya. ''Jadinya lebih aman,'' tambahnya.

Nasib sama dialami Taman Jenggolo. Taman yang terletak di bawah jembatan layang tersebut sering dipakai sebagai tempat mesum. Tidak hanya berpegangan tangan, berpelukan, atau saling meraba. Tapi, taman itu sudah dipakai sebagai tempat untuk menyalurkan hasrat berhubungan badan alias ML (making love). Tentu hal itu tidak dilakukan siang ataupun sore, melainkan malam. Hal tersebut diakui Kepala Bidang Pertamanan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Sidoarjo Kasiadi. ''Biasanya ketika pagi, saat menyapu, pasukan kuning sering menemukan kondom bekas pakai,'' tuturnya.

Tidak diketahui dengan jelas apakah kondom itu milik pasangan yang sedang dimabuk cinta ataukah bekas dipakai kupu-kupu malam. Yang jelas, biasanya ketika datang ke Taman Jenggolo, masing-masing orang berpasangan.

Kasiadi menjelaskan, meski mengetahui hal itu, pihaknya tidak bisa berbuat banyak. Sebenarnya, dia ingin membuat taman seperti di Surabaya. Setiap taman yang cukup besar memiliki penjaga. Dengan adanya penjaga, pengunjung tidak bisa berbuat macam-macam atau seenaknya. Sayang, sampai saat ini niat tersebut belum kesampaian. Armada DKP juga terbatas. Untuk membersihkan dan merawat taman saja, tenaganya tidak mencukupi sehingga banyak taman yang mangkrak. ''Anggaran untuk penjaga taman ini belum ada, sedangkan anggaran perawatan taman
sedikit sekali,'' tandasnya. (sha/c7/mik)


Sebulan Tangkap Sepuluh Pasangan


FENOMENA pacaran muda-mudi di tempat umum Kota Bandeng merupakan satu persoalan sosial yang selalu menjadi sorotan satpol PP. Dalam sebulan, petugas pamong praja menangkap sedikitnya sepuluh pasangan mesum di tempat umum. Mereka tepergok petugas saat berbuat mesum. Mulai hanya berduaan dan saling meraba-raba bersama pasangannya sampai membuka celana dalam.

Kasi Trantib Satpol PP Sidoarjo Widyantoro Basuki mengatakan, petugas menangkap mereka lantaran berbuat asusila di depan umum. Selama ini, petugas sering menyisir tempat-tempat yang dijadikan ajang mesum. "Alun-alun, misalnya. Di sana sering dijadikan tempat berbuat mesum," katanya.

Dia pernah memiliki pengalaman unik. Saat memimpin latihan di alun-alun, dia memergoki pasangan yang asyik memadu kasih. Mereka cuek saja meski di depannya banyak petugas satpol PP yang sedang baris-berbaris. Petugas pun melihat ulah pasangan muda itu.

Pasangan tersebut dibiarkan sampai latihan selesai. Namun, tidak lama setelah itu, dia memerintah anak buahnya untuk membawa pasangan tersebut ke kantor. Alhasil, aksi mesum mereka berakhir di meja satpol PP.

Dia menjelaskan, setiap pasangan yang ditangkap selalu dibawa ke kantor untuk diperiksa. Mereka dimintai keterangan terkait perbuatan yang dilakukannya. Pasangan itu juga diharuskan membuat pernyataan tidak akan mengulangi perbuatannya.

Petugas tidak memprosesnya di pengadilan. Mereka cukup disanksi dengan memanggil orang tua dan guru. "Kalau begitu, mereka bakal pikir-pikir lagi kalau mau mengulangi perbuatan tersebut," ucap pria yang akrab dipanggil Wiwid itu.

Menurut dia, duduk-duduk berdempetan tidak masalah, asal tidak berbuat mesum. Namun, setelah berdempetan, biasanya berlanjut ke perbuatan asusila. Mulai merangkul, mencium, hingga tidur di paha. Pemandangan seperti itu risi jika dilihat orang.

Berdasar hasil evaluasinya, kebanyakan pasangan mesum itu masih di bawah umur. Ada yang berpasangan sesama pelajar, ada pula yang berpasangan dengan lelaki sudah bekerja. "Kami juga memberikan pengarahan bahwa perbuatan itu merugikan," tuturnya.

Sebagai penegak perda, satpol PP terus memantau aktivitas yang kerap menjadi sorotan masyarakat itu. Tindakan persuasif yang diambil diharapkan memberikan efek jera. (eko/c7/mik)

sumber : Jawa pos, Metropolis, 18/04/2010


1 komentar:

  1. Berikut daftar agen judi poker online terpercaya di indonesia
    akun id anda kami jamin menang untuk yang daftar melalui link alternatif ini.
    kami mengirim link alternatif ini kusus untuk akhir bulan
    ayo buruan gabung segera
    kompasqq
    anekaqq
    ompoker
    sayapoker
    meja13
    seniqq
    rupiahqq
    mutiarapoker
    lexusdomino
    alternatifpkr

    BalasHapus